Perjalanan di Asia Tenggara: Web3 dan Perubahan Sosial di Malaysia dan Vietnam
Dalam sepuluh hari terakhir, saya memiliki kesempatan untuk melakukan perjalanan singkat namun berarti di dua negara di Asia Tenggara—Malaysia dan Vietnam. Pengalaman ini memberi saya pemahaman yang lebih mendalam tentang status perkembangan Web3 di kedua negara ini serta perubahan sosial yang terjadi.
Malaysia: Tanah Subur Web3 yang Muncul
Penang adalah pemberhentian pertama dalam perjalanan ini. Dibandingkan dengan panas yang menyengat di dalam negeri, iklim yang nyaman di Penang antara 26-30 derajat sangat menyegarkan. Sebagai salah satu negara bagian di Malaysia dengan proporsi Tionghoa tertinggi, lingkungan bahasa di Penang sangat ramah, hampir di mana-mana orang dapat berkomunikasi dalam bahasa Mandarin.
Kunjungan ke Penang kali ini terutama untuk menghadiri upacara pembukaan pendirian hub proyek Web3 di daerah tersebut. Yang mengejutkan, proyek yang baru berdiri satu tahun ini telah berhasil mendapatkan pendanaan hampir sepuluh juta dolar, dan mendapat dukungan besar dari pemerintah Malaysia. Upacara pembukaan menarik banyak pelaku Web3, beberapa bahkan rela berkendara lebih dari tiga jam dari Kuala Lumpur untuk belajar. Ini sepenuhnya mencerminkan perkembangan pesat industri Web3 dan semangat kewirausahaan kaum muda.
Selain Web3, Penang juga terkenal dengan "panqun". Dikatakan bahwa pusat server taruhan sepak bola terbesar di dunia terletak di sini. Warga di sini tampaknya memiliki sikap terbuka terhadap berbagai model investasi, mungkin inilah mengapa beberapa perusahaan yang pernah mengalami kesulitan di China memilih untuk memindahkan kantor pusat mereka ke Malaysia.
Perlu dicatat bahwa pemerintah Penang memiliki sikap positif terhadap kewirausahaan Web3. Kebijakan lokal yang ramah, sumber daya pendidikan yang melimpah, dan biaya hidup yang relatif rendah, semua faktor ini menjadikan Penang tempat yang ideal bagi para pengusaha Web3.
Vietnam: Budaya Kopi dan Transformasi Ekonomi
Dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, perubahan paling mencolok saat datang ke Ho Chi Minh City kali ini adalah lonjakan jumlah kedai kopi. Dekorasi yang indah, suasana santai, serta berbagai jenis kopi inovatif (seperti kopi telur), semuanya menunjukkan perubahan budaya yang sedang dialami Vietnam.
Meskipun kemajuan pembangunan infrastruktur berjalan lambat, wajah kota memang terus membaik. Namun, di sisi ekonomi, tantangan muncul. Setelah rebound kuat dengan pertumbuhan GDP 8% pada tahun 2022, laju pertumbuhan turun menjadi 3% pada kuartal pertama tahun 2023, dengan tingkat pengangguran yang meningkat, yang berkaitan erat dengan kondisi ekonomi global.
Aspek politik juga tidak tenang. Perubahan tinggi baru-baru ini dan tindakan anti-korupsi telah mempengaruhi berbagai bidang, terutama industri real estat.
Di bidang Web3, Vietnam menunjukkan ciri khas yang unik: pengawasan pemerintah yang ketat, banyak proyek kecil dan proyek spekulatif, tetapi juga ada beberapa tim sukses yang menonjol dalam putaran bull market terakhir dan meraih panggung internasional.
Secara keseluruhan, perjalanan saya ke Asia Tenggara kali ini membuat saya merasakan potensi dan tantangan besar di kawasan ini dalam hal Web3 dan ekonomi sosial. Baik sikap terbuka Malaysia maupun upaya transformasi Vietnam, semuanya menunjukkan vitalitas dan peluang yang ada di kawasan ini.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
3
Bagikan
Komentar
0/400
PumpBeforeRug
· 07-25 08:55
Pergi ke Penang untuk melihat, pasti menyenangkan.
Lihat AsliBalas0
ProbablyNothing
· 07-25 08:44
Penang adalah tempat yang akan saya kunjungi selanjutnya.
Observasi tentang Status Pengembangan Web3 dan Perubahan Sosial di Malaysia dan Vietnam
Perjalanan di Asia Tenggara: Web3 dan Perubahan Sosial di Malaysia dan Vietnam
Dalam sepuluh hari terakhir, saya memiliki kesempatan untuk melakukan perjalanan singkat namun berarti di dua negara di Asia Tenggara—Malaysia dan Vietnam. Pengalaman ini memberi saya pemahaman yang lebih mendalam tentang status perkembangan Web3 di kedua negara ini serta perubahan sosial yang terjadi.
Malaysia: Tanah Subur Web3 yang Muncul
Penang adalah pemberhentian pertama dalam perjalanan ini. Dibandingkan dengan panas yang menyengat di dalam negeri, iklim yang nyaman di Penang antara 26-30 derajat sangat menyegarkan. Sebagai salah satu negara bagian di Malaysia dengan proporsi Tionghoa tertinggi, lingkungan bahasa di Penang sangat ramah, hampir di mana-mana orang dapat berkomunikasi dalam bahasa Mandarin.
Kunjungan ke Penang kali ini terutama untuk menghadiri upacara pembukaan pendirian hub proyek Web3 di daerah tersebut. Yang mengejutkan, proyek yang baru berdiri satu tahun ini telah berhasil mendapatkan pendanaan hampir sepuluh juta dolar, dan mendapat dukungan besar dari pemerintah Malaysia. Upacara pembukaan menarik banyak pelaku Web3, beberapa bahkan rela berkendara lebih dari tiga jam dari Kuala Lumpur untuk belajar. Ini sepenuhnya mencerminkan perkembangan pesat industri Web3 dan semangat kewirausahaan kaum muda.
Selain Web3, Penang juga terkenal dengan "panqun". Dikatakan bahwa pusat server taruhan sepak bola terbesar di dunia terletak di sini. Warga di sini tampaknya memiliki sikap terbuka terhadap berbagai model investasi, mungkin inilah mengapa beberapa perusahaan yang pernah mengalami kesulitan di China memilih untuk memindahkan kantor pusat mereka ke Malaysia.
Perlu dicatat bahwa pemerintah Penang memiliki sikap positif terhadap kewirausahaan Web3. Kebijakan lokal yang ramah, sumber daya pendidikan yang melimpah, dan biaya hidup yang relatif rendah, semua faktor ini menjadikan Penang tempat yang ideal bagi para pengusaha Web3.
Vietnam: Budaya Kopi dan Transformasi Ekonomi
Dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, perubahan paling mencolok saat datang ke Ho Chi Minh City kali ini adalah lonjakan jumlah kedai kopi. Dekorasi yang indah, suasana santai, serta berbagai jenis kopi inovatif (seperti kopi telur), semuanya menunjukkan perubahan budaya yang sedang dialami Vietnam.
Meskipun kemajuan pembangunan infrastruktur berjalan lambat, wajah kota memang terus membaik. Namun, di sisi ekonomi, tantangan muncul. Setelah rebound kuat dengan pertumbuhan GDP 8% pada tahun 2022, laju pertumbuhan turun menjadi 3% pada kuartal pertama tahun 2023, dengan tingkat pengangguran yang meningkat, yang berkaitan erat dengan kondisi ekonomi global.
Aspek politik juga tidak tenang. Perubahan tinggi baru-baru ini dan tindakan anti-korupsi telah mempengaruhi berbagai bidang, terutama industri real estat.
Di bidang Web3, Vietnam menunjukkan ciri khas yang unik: pengawasan pemerintah yang ketat, banyak proyek kecil dan proyek spekulatif, tetapi juga ada beberapa tim sukses yang menonjol dalam putaran bull market terakhir dan meraih panggung internasional.
Secara keseluruhan, perjalanan saya ke Asia Tenggara kali ini membuat saya merasakan potensi dan tantangan besar di kawasan ini dalam hal Web3 dan ekonomi sosial. Baik sikap terbuka Malaysia maupun upaya transformasi Vietnam, semuanya menunjukkan vitalitas dan peluang yang ada di kawasan ini.