Pasar aset kripto mengalami penurunan yang signifikan hari ini, dengan penurunan Bitcoin melebihi 1,1% dan penurunan Ether mencapai lebih dari 2,5%. Aset kripto yang lebih kecil seperti Cardano, DOGE, dan Polkadot bahkan mengalami penurunan yang melebihi 3%. Fenomena ini telah menyebabkan kebingungan yang luas di antara para peserta pasar.
Banyak investor awalnya mengharapkan bahwa, di bawah tekanan inflasi yang persisten, cryptocurrency seperti Bitcoin akan mendapatkan manfaat dari sifatnya sebagai tempat berlindung yang aman. Namun, kenyataannya justru sebaliknya, dengan seluruh pasar aset kripto menunjukkan tren penurunan. Apa penyebab utama dari anomali ini? Pertama-tama, kekecewaan dalam sentimen pasar adalah alasan utama untuk penurunan ini. Federal Reserve tidak mengeluarkan sinyal "dovish" yang diharapkan pasar dalam pernyataan kebijakan terbarunya. Sebelumnya, pasar umumnya percaya bahwa pemotongan suku bunga mungkin dimulai pada paruh kedua tahun ini, sehingga banyak investor secara proaktif memposisikan diri mereka dalam aset berisiko tinggi, termasuk Bitcoin dan Ether. Namun, sikap Federal Reserve tetap ketat, dan kewaspadaan terhadap inflasi tidak mereda. Harapan yang tidak terpenuhi ini menyebabkan reaksi pasar yang khas dari "berita baik adalah berita buruk." Kedua, kita perlu menilai kembali posisi pasar cryptocurrency seperti Bitcoin. Meskipun Bitcoin memiliki potensi untuk bertindak sebagai lindung nilai terhadap inflasi dalam jangka panjang, dalam kondisi pasar jangka pendek, sebagian besar investor masih menganggapnya sebagai aset berisiko tinggi, daripada alat perlindungan aman seperti emas. Dalam lingkungan di mana suku bunga tetap tinggi dan dolar menguat, investor lebih cenderung untuk menjual aset kripto demi memegang uang tunai atau aset yang dinyatakan dalam dolar. Selain itu, pergerakan teknis telah semakin memperburuk tren penurunan pasar. Bitcoin dan Ether keduanya melayang di dekat level support yang penting, dan begitu titik-titik kunci ini dilanggar, itu akan memicu sejumlah besar pesanan stop-loss, semakin memperkuat tekanan jual. Sementara itu, telah terjadi aliran dana bersih keluar dari ETF Bitcoin baru-baru ini, menunjukkan bahwa investor institusional juga secara bertahap menarik diri, yang jelas berdampak pada kepercayaan pasar. Secara keseluruhan, meskipun cryptocurrency seperti Bitcoin mungkin memiliki karakteristik anti-inflasi dalam jangka panjang, dalam lingkungan makro saat ini di mana Federal Reserve mempertahankan sikap hawkish dan dolar terus menguat, mereka masih dianggap sebagai aset berisiko yang paling rentan dalam jangka pendek. Investor perlu mempertimbangkan logika pasar ini secara menyeluruh saat merumuskan strategi investasi dan secara wajar menilai risiko dan peluang.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pasar aset kripto mengalami penurunan yang signifikan hari ini, dengan penurunan Bitcoin melebihi 1,1% dan penurunan Ether mencapai lebih dari 2,5%. Aset kripto yang lebih kecil seperti Cardano, DOGE, dan Polkadot bahkan mengalami penurunan yang melebihi 3%. Fenomena ini telah menyebabkan kebingungan yang luas di antara para peserta pasar.
Banyak investor awalnya mengharapkan bahwa, di bawah tekanan inflasi yang persisten, cryptocurrency seperti Bitcoin akan mendapatkan manfaat dari sifatnya sebagai tempat berlindung yang aman. Namun, kenyataannya justru sebaliknya, dengan seluruh pasar aset kripto menunjukkan tren penurunan. Apa penyebab utama dari anomali ini?
Pertama-tama, kekecewaan dalam sentimen pasar adalah alasan utama untuk penurunan ini. Federal Reserve tidak mengeluarkan sinyal "dovish" yang diharapkan pasar dalam pernyataan kebijakan terbarunya. Sebelumnya, pasar umumnya percaya bahwa pemotongan suku bunga mungkin dimulai pada paruh kedua tahun ini, sehingga banyak investor secara proaktif memposisikan diri mereka dalam aset berisiko tinggi, termasuk Bitcoin dan Ether. Namun, sikap Federal Reserve tetap ketat, dan kewaspadaan terhadap inflasi tidak mereda. Harapan yang tidak terpenuhi ini menyebabkan reaksi pasar yang khas dari "berita baik adalah berita buruk."
Kedua, kita perlu menilai kembali posisi pasar cryptocurrency seperti Bitcoin. Meskipun Bitcoin memiliki potensi untuk bertindak sebagai lindung nilai terhadap inflasi dalam jangka panjang, dalam kondisi pasar jangka pendek, sebagian besar investor masih menganggapnya sebagai aset berisiko tinggi, daripada alat perlindungan aman seperti emas. Dalam lingkungan di mana suku bunga tetap tinggi dan dolar menguat, investor lebih cenderung untuk menjual aset kripto demi memegang uang tunai atau aset yang dinyatakan dalam dolar.
Selain itu, pergerakan teknis telah semakin memperburuk tren penurunan pasar. Bitcoin dan Ether keduanya melayang di dekat level support yang penting, dan begitu titik-titik kunci ini dilanggar, itu akan memicu sejumlah besar pesanan stop-loss, semakin memperkuat tekanan jual. Sementara itu, telah terjadi aliran dana bersih keluar dari ETF Bitcoin baru-baru ini, menunjukkan bahwa investor institusional juga secara bertahap menarik diri, yang jelas berdampak pada kepercayaan pasar.
Secara keseluruhan, meskipun cryptocurrency seperti Bitcoin mungkin memiliki karakteristik anti-inflasi dalam jangka panjang, dalam lingkungan makro saat ini di mana Federal Reserve mempertahankan sikap hawkish dan dolar terus menguat, mereka masih dianggap sebagai aset berisiko yang paling rentan dalam jangka pendek. Investor perlu mempertimbangkan logika pasar ini secara menyeluruh saat merumuskan strategi investasi dan secara wajar menilai risiko dan peluang.